Newest Post

[Review Anime] Hyouka

| Rabu, 02 Oktober 2013
Baca selengkapnya »
Searah jarum jam dari kiri atas: Oreki Houtarou, Ibara Mayaka, Chitanda Eru, Fukube Satoshi
Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=8855
Ngelantur Sebentar:
氷菓; Hyouka; Disingkat ya...Hyouka.
Secara literal, arti dari kanji yang menyusun judul animenya berarti "es buah" (氷 = koori, es; 菓 = kudamono, buah). Tapi, artinya secara umum adalah: es krim.
Sebenernya, kata-kata di atas ga ada nyambung-nyambungnya dengan jalan cerita secara keseluruhan :P. Satu hal yang pasti, menurut saya anime ini adalah salah satu anime terbaik pada season Spring-Summer 2012, dan juga salah satu yang terbaik di sepanjang tahun lalu. Lagi-lagi harus saya katakan, saya seneng bisa ngikutin anime ini sewaktu ongoing. Uh, jadi kepengen baca light novelnya...

NB: saya akan konsisten menulis nama kedua karakter utama dengan "Chitanda/Houtarou", meski secara name order seharusnya saya menyebut dua-duanya dengan "Chitanda/Oreki" atau "Eru/Houtarou". Udah kebiasaan.

Sinopsis:
Mari kita sambut sang protagonis, yaitu seorang cowok SMA di Kamiyama High School bernama Oreki Houtarou, yang punya prinsip energy conserving dalam hidup. Menggunakan energi tubuh seperlunya, melakukan aktivitas jika hanya benar-benar diperlukan. Kalo melakukan sesuatu, selalu pengen dilakukan secepat mungkin. Gamblangnya: males.
Prinsip hidupnya yang sudah sangat solid itupun hancur berantakan ketika dia disuruh untuk bergabung dalam Classic Literature Club (古典部; kotenbu) oleh onee-san nya. Bukan masalah gabung atau nggaknya, tapi karena...
Seorang cewek yang berada di satu tingkat dengan dia sekaligus ketua klub, dan punya rasa ingin tahu yang amat sangat besar. Maka mulailah sang protagonis kita terseret untuk menyelesaikan beberapa kasus. Diawali dengan insiden yang melibatkan om-nya Chitanda sendiri, yang ternyata adalah bagian dari Classic Literature Club di sekolah yang sama pada 45 tahun yang lalu (33 tahun kalo di light novel).
My curiosity is an absolute order! Oreki-san, nurut atau aku anuin kamu!
Review:
"Watashi, ki ni narimasu!"
Catchphrase itu mungkin akan anda temui di banyak episode, dan selalu dikeluarkan oleh Chitanda dengan mata bling-bling dan muka yang sengaja dideket-deketin ke Houtarou. Beberapa dari anda mungkin akan merasa terganggu, tapi saya sih malah suka :3
O. Re. Ki. San. Watashi, ki ni narimasu!

Kalo ngeliat sekilas, mungkin banyak yang mengira, "Ah, school life...drama romantis lagi ini sih". Tapi maaf, itu salah. Hanya ada sedikit, sedikiiiiittt sekali tanda-tanda romance di anime ini. Boleh saya katakan kalau anime ini adalah perpaduan antara slice of life dan permainan ala detektif sebagai plot device. Juga akan ada beberapa referensi novel Agatha Christie di anime ini (yang sebenernya saya gak ngerti sama sekali >__< ). Mungkin karena novelisnya suka novel-novel misteri detektif gitu kali ya.


Nggak bisa dipungkiri, salah satu kekuatan anime ini adalah di artwork. ARTWORK!! Hidup Kyoto Animation!! d(≧∀≦)b <-- tuh, jempolnya sampe dua.

Saya bener-bener kepengen teriak begitu ngeliat anime yang super halus ini, karena penggunaan frame yang lebih banyak per detiknya (more frame rate). Pewarnaan, baik untuk karakter dan juga panorama, kualitasnya udah hampir setara dengan sebuah movie anime. Animasi-animasi rada abstrak yang dipake sewaktu Houtarou menjelaskan deduksinya juga bagus BANGET. Silakan dibandingkan dengan salah satu movie anime buatan Kyoto Animation, Suzumiya Haruhi no Shoushitsu. Bener-bener top notch deh kualitas visual Hyouka! Mata saya bener-bener terpuaskan~ :3
Salah satu scene terbaik bagi sayaaaa~


Cuma visualnya? No no no. Amat sangat merugikan dan membuang waktu bagi saya kalo menonton sebuah anime hanya untuk kualitas visualnya. Ada beberapa poin di alur cerita yang, menurut saya, membuat anime ini layak disebut terbaik di musimnya.

Pertama, development. Yep, relationship sama character development.

Meski saya cowok, tapi kalo boleh jujur, saya amat sangat kagum dengan perubahan yang terjadi pada Houtarou. Seorang Oreki Houtarou bisa berubah dari seorang yang males dan ogah-ogahan jadi jauh lebih baik, gara-gara sering ditarik-tarik sama Chitanda. Saya harus akui Chitanda begitu luar biasa dalam hal "mojok-mojokin" si pemales yang satu itu. Prinsip "If I don't have to do something, I won't, but if I have to, I'll do it quickly" yang dipegang Houtarou bisa luluh lantak dalam sekejap kalo udah berhadapan dengan "Watashi, ki ni narimasu!". Kalo saya sih nyerah deh diseret-seret terus gitu, malah mungkin udah ngamuk walaupun Chitanda itu sangat moe buat saya. (>__>)
Oreki-san, jangan kabur kamoohhh... LOLOLOLOLOL #plak
Gak cuma itu, cewek penasaran yang satu itu juga mampu ngubah Houtarou dalam sekejap tanpa harus repot-repot adu argumen ngotot-ngototan. Contohnya di arc "Why didn't she ask EBA?" (episode 8-11), Chitanda bisa ngubah jalan pikirannya Houtarou sampe detektif jadi-jadian itu menghasilkan deduksi yang berbeda, hanya karena dia ngerasa di dalam hatinya kalo "masih ada yang aneh/kurang". Perkara simpel, eh? Tapi diolah secara kreatif sama pembuat ceritanya. Gak bisa saya bantah lagi, Chitanda adalah salah satu karakter cewek 2D favorit saya, karena banyak sifatnya yang saya suka kalo dia udah berurusan sama Houtarou. Makin ke belakang, dia juga berubah jadi lebih tenang dan gak asal tarik.


Seiring terus terjadinya hal-hal tersebut, bisa diliat kalo mulai timbul rasa suka di antara keduanya (entah siapa yang suka duluan, tapi menurut mata saya sih Houtarou dulu), dan makin keliatan gimanaaaaa gitu malu-malunya seiring menuju ke episode terakhir. Memang gak blak-blakan digambarin romancenya, tapi buat saya tanda-tandanya udah cukup bikin rada-rada gemes. :3
O-Oreki-san, k-kamu liat...anu aku ya...?
A-Anu apaan...?
Kedua, pace alias lajunya.

Bagi sebagian besar orang mungkin lambat dan membosankan. Harus saya akui, memang tergolong lambat. Tapi saya tidak bermasalah dengan hal itu karena pace suatu anime juga harus mempertimbangkan kecocokan dengan genrenya. Kalo murni action, slow-paced udah hampir pasti bermasalah. Namun untuk slice of life kayak Hyouka, slow-paced is perfect. Dipadukan dengan development yang bagus, maka jadilah storyline yang sangat baik.
Ketiga, kemampuan dari Houtarou, sekaligus yang bikin saya paling heboh!!

Sering liat anime detektif dengan analisis-analisis luar biasa disertai BGM-BGM memukau dan *sebenernya* nyaris mustahil terjadi di dunia nyata? Gak berlaku untuk Hyouka. Sebagai tokoh sentral dan detektif jadi-jadian, kemampuan analisis Houtarou bener-bener reality-based analysis. Data-data realistis yang ada diolah sempurna oleh dirinya, lalu diungkapkan dalam bahasa yang masuk akal dan gak rumit.

Ada sesuatu yang berbeda ketika saya coba membandingkan beberapa anime berbau detektif lainnya dengan Hyouka. Saya dapati Hyouka lebih menyenangkan dan seru untuk diikuti ketika Houtarou menjelaskan hasil deduksinya, sekaligus lebih memuaskan. Well, saya emang seneng kalo udah masuk penjelasan, entah nonton anime ataupun baca cerita~ :3 Kalo beberapa dari anda yang udah nonton malah merasa bosan dengan kasus-kasusnya yang gak heboh, mungkin itu masalah selera.
You can't escape my observation and analysis!


Terlepas dari storyline, poin positif berikutnya dari Hyouka ada di segala sesuatu yang ada hubungannya dengan suara.

Untuk BGM alias background music, penempatan dan jenis musik yang dipake di adegan tertentu tergolong indah dan sangat pas dengan suasananya. Saya juga langsung gregetan begitu denger Air nya Johann Sebastian Bach beberapa kali dipake sebagai BGM, dan ternyata cocok! Saya emang suka musik klasik. d(≧∀≦)

Opening theme pertamanya, Yasashisa no Riyuu yang dibawakan oleh ChouCho, sukses masuk playlist foobar saya sampe hari ini. Jarang-jarang saya suka lagu yang rada nyantai gitu selain klasik. Tapi khusus lagu tersebut, rasanya ada yang beda, catchy di telinga. Ending theme keduanya, Kimi ni Matsuwanu Mystery, menurut saya punya video klip yang cute dan menarik~ :3

Satu lagi yang saya salut, Satomi Satou!! Yep, seiyuu-nya Chitanda Eru. Kenapa salut? Karena berhasil bikin saya kaget. Kenapa kaget? Karena suaranya BEDA BANGET dibandingin sewaktu dia ngisi suara Tainaka Ritsu di 2 anime serial + movie-nya K-ON. Personally, saya lebih suka dia sewaktu ngisi suara Chitanda~ Watashi, ki ni narimasu!


Dari tadi udah saya kasih pujian, sekarang waktunya saya caci maki.

Pertama, 2 karakter utama lainnya, Fukube Satoshi dan Ibara Mayaka yang porsinya TERLALU SEDIKIT. Bukan masalah screentime alias waktu nampang, tapi fungsi karakternya. Meski keduanya adalah temen SMP Houtarou dan juga anggota klub literatur, tapi andil mereka dalam membantu menyelesaikan kasus di beberapa arc besar, menurut saya terlalu kecil adanya, cuma bantu-bantu petunjuk kecil aja. Houtarou save the day all alone~

Kedua, konklusi. Gak ada sesuatu yang *klik* di akhir anime. Awalnya saya ngerasa keganggu dengan hal ini. Tapi begitu mengetahui kalo anime ini hanya mengadaptasi 4 dari 5 volume light novel yang ada, saya bisa maklum. Mungkin diakhiri secara sempurna di light novel volume 5 tersebut. Saya berharap akan ada OVA lagi atau malah movie...kira-kira bakal dibikin ga ya? (>__<)

Yep, segitu aja caciannya.



---------------------


Rating:

9.1/10 (A+ rank) untuk Hyouka karena Chitanda Eru yang luar biasa baik sifat maupun seiyuu-nya, Oreki Houtarou yang bikin saya terkagum-kagum dengan deduksinya, paduan development dan laju cerita yang sangat baik, animasi yang SUPER, serta musik-musik yang memikat.

Sangat direkomendasikan bagi yang suka anime slice of life yang santai, gak grusak-grusuk, ditambah sedikit bumbu misteri ringan non-kriminal. d(≧∀≦)

Akhir kata...

Watashi, ki ni narimasu

[Review Anime] Hyouka

Posted by : Poring
Date :Rabu, 02 Oktober 2013
With 0komentar

[Review Anime} Acchi Kocchi

|
Baca selengkapnya »
Kiri ke kanan: Io, Tsumiki, Sakaki, Mayoi, Hime (mimisan)

Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=8890
Ngelantur Sebentar:
あっちこっち; Acchi Kocchi.
Kalo diterjemahin ke bahasa Indonesia, artinya adalah: Di sana-sini.
Sebuah anime yang diadaptasi dari manga 4-koma dari judul yang sama, mulai tayang pada season yang sama dengan Hyouka tapi memiliki genre yang jauh berbeda. Kalo yang satu adalah anime tipikal serius tapi santai, maka Acchi Kocchi adalah...imut dan bikin meledak. 
Uh-huh, meledak gara-gara cuteness yang luar biasa. (>__<)

 
I want to touch her too!! (≧∀≦)
Sinopsis:
Berkisah seputar pasangan cowok-cewek SMA, Otonashi Io dan Miniwa Tsumiki. Nampak jelaaaaasss banget dari gelagat Tsumiki kalo dia suka sama Io, tapi sayangnya dia terlalu tsundere dan gak bisa ngomongin perasaannya secara jujur dan lugas. Io juga, sama sekali gak menyadari apa yang dirasain oleh Tsumiki. Tapiiii...sehari-harinya mereka berdua tetep deket. Banget!
Ditambah kelucuan, keanehan, keisengan, serta kegilaan tiga temennya: Haruno Hime, Katase Mayoi, dan Inui Sakaki; jadilah sebuah anime komedi romantis yang manis anget-anget. Menggemaskan hampir di setiap episodenya! (^o^)
Review:


Cuteness everywhere! Acchi de, kocchi de, kawaiimono da! (>__<) <-- eh bener gak ya bahasa Jepang saya? XD
(>__<)!!
Itulah satu hal yang ditonjolkan di anime ini, yaitu betapa menggemaskannya hubungan antara Tsumiki dan Io, yang seringkali diganggu dan di-tease oleh temen-temennya yang lain.

Segala macam kelakuan imut dan menggemaskan tidak akan muncul kalo karakter-karakter utamanya gak dirancang demikian. Kekuatan anime ini memang terletak di karakternya. Yep, character-driven.

Pertama, main heroine kita, Miniwa Tsumiki. Cewek berpostur kecil, tergolong keciiiillll untuk orang seusianya. Eits, tapi jangan salah. Meski loli dan merupakan target utama di anime ini untuk diekspos sisi imut-imutnya, tapi kekuatannya LUAR BIASA. Uh-huh, dia adalah tipikal loli perkasa yang tsundere, sangat mudah berubah kepribadiannya jika di depan orang yang disuka. Berhubung ini adalah anime komedi yang mengedepankan unsur cuteness, Tsumiki seringkali digambarkan memiliki atribut seekor kucing (maksud saya nekomimi, alias ada telinga kucing nongol di atas kepala) kalo sedang merespon sesuatu.

Gak cuma itu, kadang Tsumiki digambarkan dengan muka merah, kepala berasep *POOOF*, dan mimisan kalo kadar kegembiraannya udah gak terkontrol sebagai akibat kontak dengan Io. Nah, kalo dere-dere mode nya itu udah aktif, saya bener-bener heboh ngeliat kelakuan Tsumiki. Gemes. BANGET! (>__<) Pengen saya keluarin dari layar terus ngelus-elus Tsumiki sampe berasep...
Tsundere detected!
Berikutnya yaitu pujaan hati Tsumiki, Otonashi Io, seorang bishounen berkacamata yang gentleman (Io-sama, saya harus banyak belajar dari anda!). Punya karisma alamiah untuk menarik cewek-cewek dan kucing-kucing, sekaligus berbakat dalam berbagai macam hal (bahkan bisa maen game bergenre rhythm-matching dengan kepala nyungsep di bantal!). Gak cuma itu, dia juga ahlinya ngegombal dengan kata-kata yang bisa membuat Tsumiki mimisan dan berasep. Kadang nge-tease Tsumiki (secara nggak sadar), tapi juga beberapa kali jadi korban digigit loli yang satu itu. Dan saya menemukan kalo hal itu bener-bener...HNNNNGGGHH (>__<) Salah satu couple di anime dengan chemistry yang tinggi deh!

Satu lagi, saya bisa gemes seneng kalo ngeliat kelakuan dia sama Tsumiki, tapi bisa juga kesel. Cowok yang satu ini dense-nya udah amat sangat keterlaluan! Parahnya lagi, dia masiiiihhhh aja terus deket sama Tsumiki dengan sensornya yang insensitif itu. Entah beneran gak tau atau pura-pura blo'on, mari kita serahkan pada pembuat manganya.
Hello, ojou-sama.
Anime ini juga nggak bakalan rame kalo gak ada ketiga temennya itu.

Haruno Hime. Cewek yang cukup cute, tapi lemot dan rada blo'on. Korban teasing kedua paling sering setelah Tsumiki dan seringkali kena peluru nyasar gombalannya Io. Karakter cewek kedua di anime ini yang bisa mimisan, bahkan lebih sering dari Tsumiki.

Katase Mayoi. Tipikal mad scientist yang rada-rada freak, pake jaket laboratorium, punya banyak alat aneh, dan gak ketauan matanya kayak gimana karena selalu ketutup poni. Sering iseng dan jahil terhadap yang lain, terutama Tsumiki. Sifatnya itu sangat kompatibel sama karakter kita yang berikutnya.

Inui Sakaki, karakter cowok kedua di anime ini. Kompatibel banget sama Mayoi kalo udah urusan isengin orang. Punya kakak cewek (Miiko) yang merupakan seorang pemilik toko roti/kue yang bernama Hatch Potch. Dia, Io, dan Hime kerja di tempat tersebut.


Boleh saya katakan kalo Acchi Kocchi adalah sebuah anime yang murni character-driven, berfokus pada interaksi antar karakternya (yang kadang gemesin), khususnya tarik ulur antara Tsumiki-Io. Satu hal yang bikin puas, kontak di antara mereka nggak pernah sedikitpun membosankan buat saya. Bahkan saya yang seringkali mementingkan plot dan development pun takluk terhadap betapa gemesin dan angetnya anime ini sampe tamat! Walaupun tema utamanya tetep cuteness, tapi terus diolah secara kreatif per episode dengan memanfaatkan karakter-karakternya dengan sangat baik. Selalu D'AWWWWW~ (>__<)
~!@#$%^&*()_+ (>__<)

Sekarang, artwork. Kalo anda suka desain karakter yang lucu dan sesekali dibikin chibi/deformed, maka anda tidak akan menemui masalah. Yep, termasuk saya. (≧∀≦) Masalah pewarnaannya, buat saya udah cocok untuk anime dengan tipe seperti ini. Bright and colorful.

Ada lagi hal kecil dalam masalah visual yang saya suka meski beberapa orang mungkin mengabaikannya. Apa itu? Yap, frame transisi antar scene. Simpel, unik, dan artistik. Contohnya yang kayak gini:


Musik...meski gak ada satupun baik opening maupun ending theme yang menguasai playlist saya, tapi harus saya akui kalo dua-duanya itu cukup enak di telinga. Diciptakan seimut dan selucu mungkin!


Sempurna? Tentu tidak.

Pertama, beberapa kalimat jokes (punchline) yang garing buat saya. Entah saya yang dodol atau emang gak lucu beneran, yang jelas saya nggak ketawa di beberapa dialog meski saya tahu kalo maksudnya adalah untuk ngelucu. Slapstick-nya jauh lebih konyol dan bikin ngakak.

Kedua, gak ada konklusi. Well, saya bisa memaklumi, karena anime ini adalah adaptasi dari manga 4-koma/4-panel serta fokusnya adalah lawakan dan interaksi karakter yang menggemaskan. Tapi...saya jadi merasa butuh season 2 supaya tau gimana proses Io sama Tsumiki jadian, huh! (>__<)

Ketiga, bisa dikatakan kalo anime ini gak punya plot. Saya nggak mendapatinya sebagai kekurangan, karena saya udah ngerti kalo anime ini adalah character-driven, bukan plot-driven (iya lah, namanya juga komedi romantis slice of life). Tapi saya cuma mau kasih tau, buat anda yang kurang suka sesuatu tanpa alur cerita, mungkin anime ini bukan untuk anda.
Don't make her mad!! (O__O)

--------------------


Rating:

8.7/10 (B+ rank) buat anime ini untuk cuteness, heartwarming aura, permainan antar karakter, dan juga untuk Tsumiki x Io nya. Amat sangat cocok sebagai pelepas stress (setelah sekolah, kuliah, kerja). Dijamin langsung ilang deh segala macem depresi! d(≧∀≦)
Sangat direkomendasikan untuk para penonton yang suka segala sesuatu yang imut dan anget, dibungkus dalam paket komedi romantis slice of life yang slow-paced.
***

[Review Anime} Acchi Kocchi

Posted by : Poring
Date :
With 0komentar

[Review Anime] chuunibyou demo koi ga shitai

|
Baca selengkapnya »
Kiri ke kanan: Tsuyuri Kumin, Takanashi Rikka, Dekomori Sanae, Nibutani Shinka

Basic information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=8883
Ngelantur Sebentar:
Disingkat: Chuu2Koi.
Sebuah anime freak, TERLALU FREAK untuk saya lewatkan. Saya bener-bener beruntung bisa ngikutin anime ini per episodenya waktu Fall 2012 lalu, dan...it really has deep impact for me.
NB: 
Chuunibyou (中二病 -- secara literal: sindrom kelas 2 SMP), adalah semacam "gangguan kejiwaan" yang menjangkiti beberapa orang ketika mereka beranjak dewasa dari masa kanak-kanaknya.
General symptoms: high-level imaginative action, ngelantur gak jelas pake bahasa transenden, ngayal kemana-mana, dan gak peduli apakah orang lain nganggep mereka aneh atau nggak. Yang penting gue ya gue, ini alam imajinatif ciptaan gue, ini imajinasi gue, ini dunia gue, inilah gue.
Let's start~!

Sedikit Sinopsis:
Togashi Yuuta (富樫勇太), seorang mantan pengidap chuunibyou dengan nama alias Dark Flame Master, yang udah sembuh begitu beranjak SMA, bertekad untuk menjalani hidup SMA-nya senormal mungkin dan melupakan masa lalu sintingnya tersebut. Semuanya. SEMUA!
Ah, yang bener gan?!
Sayang seribu sayang.

Pada suatu malam, dia muncul. Ya, dia, Takanashi Rikka (小鳥遊六花). Sang Jaou Shingan, Tyrant's Eye.
Pertemuan gak terduga tersebut membawa Yuuta pada sebuah "kontrak" dengan Rikka, sekaligus memupuskan harapan Yuuta untuk menjalani hidup normal yang diimpikannya.

I come for you, Dark Flame Master!!
Ditambah temen-temennya yang lain kayak Nibutani Shinka (丹生谷森夏), Dekomori Sanae (凸守早苗), Tsuyuri Kumin (五月七日くみん), Isshiki Makoto (一色 誠), dan kakaknya Rikka: Takanashi Touka (小鳥遊十花), maka dimulailah kegilaan baru bagi seorang Togashi Yuuta...

Review:


Sebelum memulai, ijinkan saya berteriak.

Yami no honoo de takaru tte, shineeee!!
Kalo buat saya sih, ini adalah salah satu cerita dengan latar dan suasana kehidupan nyata paling freak yang belum pernah saya liat di media manapun. Entah saya gila atau...eh, tapi saya kan pengidap chuunibyou juga meski gak separah Rikka atau Yuuta-di-masa-lalu. Ehehehehe... <(≧∀≦)
Pada dasarnya, ada 2 genre di Chuu2Koi: lawak/komedi dan romantic-drama.

Saya seneng dengan genre-shift (pergeseran genre) di anime ini. Pada setengah-awal total episode, saya sukses dibuat haha hihi ketawa seenak jidat. Begitu setengah ke belakang...saya sih ngerasanya kayak naik roller coaster dari titik tertinggi teruuuusssss ekstrim meluncur ke titik terendah. Bukan rendah dalam artian jelek, tapi karena perubahannya signifikan.
 
Dari episode 1-6, sebagian besar isinya adalah lawakan absurd yang kadang diselingi adegan action dalam dunia transenden + imajinatif + chuunibyou-ish. Ini bener-bener gak pake otak. Di beberapa episode saya ketawa lepas gak karuan (kadang sampe banting mouse, kadang sampe mau jatoh dari kursi - ini beneran) karena komedinya yang kelewat gokil.

Delusional battle...wow.

Nah, dari episode 7-12 ini yang makin lama makin dramatis, romantis, autis...eh, nggak pake autis deh awkakwkawka XD. Tapi harus saya akui, porsi drama di anime ini cukup mengaduk-aduk emosi dan menyentuh di beberapa adegan. Manis, imut, dan anget banget. I love it. Nggak akan saya kasih screenshotnya untuk scene-scene berbau romantis, nanti gak seru lagi~

Ishihara Tatsuya-sensei (Air, Haruhi, Kanon remake, Clannad) sebagai director sukses memasukkan kedua elemen tersebut (komedi & drama) dengan kadar yang pas dan berimbang. Timing slapsticknya tepat banget dan itulah salah satu faktor yang membuat anime ini kocak. Cukup sukses juga membanting-banting perasaan saya dengan drama anget-angetnya, huh! (>__<) #padahalseneng


Selain cerita yg freak-bercampur-drama, satu hal yang bikin saya heboh gak karuan adalah: KARAKTER. Yup, karakterisasi tokoh-tokoh di sini begitu unik dan cukup memorable.

Mulai dari Rikka yang terlalu moe dan masih freakin' chuunibyou, Yuuta yang awalnya agak-agak gimana gitu sama Rikka eh malah jadi demen, Shinka yang ternyata mukanya dua punya dark history juga (Shinka di anime, IMO, JAUH lebih soft dibanding di light novel nya), Sanae yang dengan setia ngikut Rikka + Mjollnir hammer twintail laknatnya, Kumin-senpai yang tiduuuuur melulu tapi sebenernya seneng ngeliatin anak-anak yang masih pada kena chuunibyou, bahkan si *yang belakangan* botak Isshiki yang selalu menemani Yuuta, hoek punya andil untuk bikin ketawa di beberapa adegan. Gak lupa juga Touka onee-san yang hot dan sekseehhh oh damnnn fungsinya untuk mengarahkan jalan cerita makin keliatan sejak episode 7.

Salah satu scene yang bikin saya hampir jatoh dari kursi!! AWKAOWKAOWKAWK

Kombinasi karakter-karakter utamanya membuat anime ini nampak aneh dan menyimpang dari batas kewajaran untuk anime berlatar dan bersuasana real life.

Development hubungan Yuuta sama Rikka di sini juga diceritain dalam tempo yang pas, gak grusak grusuk (kecuali endingnya). Nggak mendadak sehari kenal terus ada insiden anu anu dst dll dsb akhirnya jadian beberapa hari kemudian, tapi ada jeda waktu yang masuk akal. Semua yang terjadi merupakan hasil dari rangkaian kejadian yang menarik dan tetep simpel untuk anime dengan genre kayak gini.


Animasi dan desain karakter...gak bisa ngomong. Buat saya *yang gak bisa gambar*, jelas termasuk kelas atas. Udah motionnya gak kaku, pewarnaannya juga halus, terus adegan actionnya pun dibikin detail padahal anime ini intinya bukan action! Kyoto Animation gitu loh.

But sorry for you moe-haters, desain karakternya mungkin bukan buat anda-anda sekalian. For you moe-lovers, udah pasti jatuh cinta sama karakter-karakternya termasuk saya jatuh cinta pada Rikkaaaaa. #digampar

TIDAAAKKK!! Rasanya ingin saya ~!@#$%^&*()_+

Oh iya, musiknya! 

BGM instrumentalnya gak gitu spesial (meski di akhir-akhir lumayan oke). Tapi Sparkling Daydream dari ZAQ (opening theme) nya itu sukses nangkring di playlist foobar saya sampai tulisan ini diketik. Enak didengerin, enak juga dinyanyiin dengan suara saya yang gak jelek-jelek amat ini. (^__^) Yume nara takusan mita~

Nggak lupa beberapa insert song kayak Hajimari no Tane (insert song episode 8) dan Kimi no Tonari ni (insert song episode 10) yang juga bagus, cocok banget diselipin pada adegan-adegan di episode yang udah saya sebut.


Bukan berarti anime ini gak punya kekurangan. Kekurangan terbesarnya justru ada di...akhir. Saya rasa perlu sedikit dipanjangin (seenggaknya tambah 1 episode) supaya intensitas dramanya dapat diselesaikan dengan tidak terburu-buru dan punya konklusi yang *klik* banget.
 
-------------------------------


Special Section - Apa yang Saya Dapat dari Anime Ini:


Bagian ini gak akan ada di setiap review, beberapa aja. Dan Chuu2Koi adalah salah satu yang pantas untuk ditambahi porsi spesial ini.

Agak curhat sedikit ya.

Imajinasi.
Apa yang kalian pikirkan ketika ngebaca kata tersebut?

Useless? Sebuah sampah?
Childish? Hanya untuk anak-anak dan gak berguna begitu beranjak dewasa?
atau mungkin malah...
'That's my identity'? Yaitu suatu identitas yang spesial pada diri setiap orang, dimana tiap orang akan memiliki imajinasi uniknya masing-masing?

Saya cenderung ke pilihan yang terakhir.

Yep, setelah nonton anime gila ini, saya jadi mikir. Untuk apa sih sebenernya kita, manusia, diberikan daya imajinasi? Apa iya kita hanya boleh stick dengan aturan-aturan masyarakat yang mengharuskan "kamu harus begini, begini, begini, begini", tanpa kita bebas mengekspresikan diri sesuai apa yang kita bayangkan, yang kita khayalkan, yang kita imajinasikan? Oke, tapi saya tetap setuju kalo hukum-hukum moralitas harus tetep dijunjung.

Jujur ya, di umur saya yang udah kepala 2 ini, saya masih SERING sekali berkhayal. Untuk itulah saya bisa menghasilkan beberapa cerita, yang ada di halaman "Personal Stories" di bagian atas blog ini.

Saya tahu, itulah kemampuan saya, itulah talenta saya, itulah keahlian saya. Itulah SAYA.

Imajinasi. Itu, dan hanya itu.

Saya merasa spesial, saya merasa berbeda, saya merasa unik dengan daya imajinasi saya yang kelewat tinggi ini. Bukannya sombong, tapi saya TIDAK merasa diri saya kosong dan monochrome begitu tahu kalo hal itulah yang membuat saya unik di antara sekitar 7 miliar manusia lainnya di muka Bumi.

Real life selalu menuntut nyaris sebagian besar manusia untuk berada di jalur ini: kamu hidup, kamu kerja yang mainstream aja, kamu dapet duit, kamu bisa makan, kamu bisa beli barang, kamu bisa nikah, berkeluarga, mati bahagia, titik.

Just it? Cuma itu?

Dari sudut pandang demikian, monoton sekali kelihatannya hidup ini. Tidak menyenangkan, membosankan. Sangat.

Sebagian besar manusia terpaksa menjadi serupa dengan yang lain, mengikuti jalan hidup yang beda-beda tipis. Tapi nggak. Saya nggak mau yang demikian. Saya mau sesuatu yang mengakomodasi penuh identitas saya sebagai manusia yang unik dan imajinatif. Jika hal itu terlewat dari hidup saya, maka saya akan kosong untuk seterusnya. Yep, hanya sebuah kumpulan sel berjalan dibantu cerebrum, dan neuron-neuron yang menjalar ke seluruh tubuh.

Chuu2Koi, anime itulah yang membuat saya makin mantap untuk berada di jalur ini.

Dengan kecenderungan chuunibyou-nya, Rikka sukses menemukan identitas dirinya (dengan nama Jaou Shingan), bahkan itulah yang menolong dia agar gak jatuh dalam depresi yang terlalu dalam ketika apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarganya terungkap. Yes, bahkan sesuatu yang dianggap aneh oleh orang normal malah membantunya agar tetap tegar menjalani hidup! Setelah Rikka mau menerima semuanya pun, dia memutuskan untuk tidak berhenti menjadi seorang pengidap chuunibyou, karena sifatnya itulah yang membuat hidupnya menjadi lebih ceria dan menyenangkan. With the power of imagination!

Bonusnya, dia dapet seorang yang bisa mencintainya apa adanya meski dengan dirinya sebagai chuunibyou. Yep, Togashi Yuuta. d(≧∀≦)

Jangan ragu untuk berkhayal. Imajinasi, itulah salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki manusia. 
Gunakan itu, dan jadilah manusia unik dengan identitasmu sendiri tanpa ikut-ikutan arus!

 Jaou Shingan x Dark Flame Master!! Nice couple d(≧∀≦)b


-------------------------------


Rating:

Saya kasih nilai 9.5/10 (S rank) untuk anime ini untuk kegilaan, pergokilan, moe gak karuan, pertarungan di alam transenden, romance yang mampu bikin saya berteriak AWWWWW~, serta memberi sesuatu yang makin memantapkan identitas saya sebagai manusia unik berbekal imajinasi. Jelas untuk Sparkling Daydream-nya juga doooong~ :3

Yap, saya berani kasih nilai tinggi untuk anime-anime yang punya dampak buat diri saya.

Sangat direkomendasikan bagi para penonton yang suka kombinasi antara lawak + moe + sesuatu yang aneh dan tidak biasa.

Akhir kata...

Reality, be rent!!
Synapse, break!!
Banishment, thiiiiiiis wooooorrrldddd!!!!

[Review Anime] chuunibyou demo koi ga shitai

Posted by : Poring
Date :
With 0komentar
Next
▲Top▲